:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2288823/original/021275300_1538993695-JB_2.jpg)
Liputan6.com, Brasilia - Calon presiden Brasil, Jair Bolsonaro dari sayap kanan, memimpin perolehan suara secara meyakinkan dalam pemilihan presiden 2018, menurut perhitungan komisi pemilu setempat pada Minggu 7 Oktober 2018. Namun, suara yang ia peroleh belum melampaui ambang batas untuk menang mutlak menjadi presiden terpilih --yakni 50 persen.
Dari hampir 99 persen suara yang sudah masuk, anggota parlemen Jair Bolsonaro memimpin dengan perolehan 47 persen, demikian seperti dikutip dari The Guardian (8/10/2018).
Pada posisi kedua dengan raihan 28 persen adalah Fernando Haddad, politisi sayap kiri dari PT Party dan mewakili mantan presiden Luiz Inacio da Silva, yang dilarang berkampanye.
Di belakang Haddad adalah politisi partai Democratic Labor, Ciro Gomes yang memperoleh 12,5 persen suara.
Baik Bolsonaro dan Haddad akan maju ke putaran ke dua Pilpres Brasil. Sementara Gomes harus tersingkir.
Bolsonaro, diluar dugaan, meninggalkan jauh lawan-lawannya, meskipun kandidat lainnya punya dana lebih banyak, dukungan partai, dan akses ke stasiun televisi.
Pada akhirnya, kemenangan Bolsonaro mencerminkan kerinduan dengan masa lalu. Kandidat dari Partai Sosial dan Liberal yang kecil, memanfaatkan Twitter dan Facebook, untuk menyebar luaskan pesannya, dan dia menjanjikan diakhirinya korupsi, kejahatan, dan kelesuan ekonomi, serta memulihkan Brasil seperti masa lalu dan nilai-nilai tradisionalnya.
Pendukung Bolsonaro berkumpul di luar rumahnya di tepi pantai di Rio de Janeiro barat pada Minggu malam untuk merayakan hasilnya dengan kembang api dan barbekyu. Banyak dari mereka yang hadir mengenakan kaus oblong bertuliskan gambar Bolsonaro dan slogan-slogan khas sang capres.
Tapi, beberapa pendukung Bolsonaro khawatir bahwa mereka hanya menang dengan jarak yang cukup dekat dengan kubu Fernando Haddad.
"Sial, hanya dapat 48 persen," kata Washington Silva, 66, pensiunan kolonel angkatan udara. "Putaran kedua akan lebih ganas," tambah Silva. "Lebih banyak agresi."
Monica de Bolle, direktur Studi Amerika Latin di Universitas Johns Hopkins memperkirakan, "Beberapa minggu ke depan hanya akan menjadi gila ... negara ini hanya akan lebih terpecah."
"Ini akan menjadi kampanye yang mengerikan di babak kedua. Mereka akan mengotori yang lain. Bolsonaro akan mengungkap semua kotoran di PT Party dan ada banyak tentang hal itu. Dan PT Party akan melakukan yang sebaliknya, di mana Bolsonaro juga memiliki banyak aib."
Putaran kedua Pilpres Brasil akan dilaksanakan pada 28 Oktober 2018.
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.
Simak video pilihan berikut:
Jair Bolsonaro, kandidat sayap kanan yang unggul dalam persiapan menuju pemilihan presiden Brasil, dilaporkan tengah kritis setelah ditikam oleh saat berkampanye. Insiden itu terjadi hanya satu bulan sebelum pemilihan.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Capres Brasil yang Ditikam Saat Kampanye Pimpin Perolehan Suara Pilpres 2018"
Post a Comment