Liputan6.com, New York - Pernahkah Anda mengalami putus komunikasi secara tiba-tiba dengan orang yang sedang Anda 'incar' untuk dijadikan kekasih?
Mulanya, segala sesuatu terjalin lancar dan mulus, sesuai rencana. Namun, mendadak dia mulai tak merespons satu pesan Anda. Lalu, menjawabnya dengan intensitas tak secepat seperti awal pendekatan.
Kemudian setelah itu, dia sudah tak hanya ogah-ogahan membalas pesan, namun juga tak menerima panggilan Anda, atau mematikan teleponnya untuk jangk waktu lama. Apa yang Anda dengar hanyalah suara dari voicemail.
Di satu sisi, Anda mungkin mulai khawatir. Tanda tanya besar mendadak muncul di benak Anda: Mengapa? Ada apa? Apa yang bisa menjelaskan 'lenyapnya' mereka secara tiba-tiba?
Karena diselimuti rasa penasaran, Anda akhirnya memutuskan untuk mencari tahu melalui seluruh media sosial yang dia gunakan. Begitu melihat pembaruan darinya di jagat maya atau dari teman bersama, rasa was-was Anda pun sedikit terobati. Dia masih hidup dan sehat.
Tetapi, tahukah Anda bahwa dia baru saja 'raib' dari hidup Anda dan melakukan ghosting? Apa itu ghosting?
Ghosting, yang berarti memutus semua komunikasi tanpa meberikan penjelasan sepatah katapun, disebut sedang marak terjadi di tengah masyarakat saat ini. Termasuk di kalangan milenial dan anak-anak remaja.
Tetapi, ilmuwan menyebut bahwa ghosting adalah perilaku yang lumrah dilakukan oleh manusia saat melakukan interaksi. Meski istilah ghosting kerap dikaitkan dalam konteks kencan, tetapi ini juga terjadi dalam jalinan persahabatan.
Hadir Pula di Komunikasi Bisnis
Bahkan, kini telah merambah ke dunia bisnis dan menjadi tren nyata dalam hubungan profesional. Misalnya saja ada sejumlah perusahaan yang mengklaim bahwa mereka telah menjadi korban ghosting, di mana seorang bos mengaku bahwa ada beberapa pegawainya yang tiba-tiba absen masuk kantor selama beberapa bulan --dan tidak pernah muncul kembali-- tanpa ada komunikasi terlebih dahulu.
Temuan ini dilaporkan berdasarkan survei yang dilakukan oleh Federal Reserve Bank of Chicago. Mereka kemudian mencatatnya dalam Beige Book yang rilis pada bulan Desember 2018, sebuah laporan yang melacak tren pekerjaan.
Ghosting disebut sebagai perilaku manusia yang aneh. Lantas, apa yang mendorong seseorang melakukannya? Apakah beberapa orang lebih suka memilih ghosting ketimbang strategi lain untuk mengakhiri sebuah hubungan? Selain itu, apa dampak ghosting pada mereka yang 'mengejar'?
Para psikolog baru-baru ini mulai mengupas persoalan ini.
"Tidak ada banyak makalah aktual yang diterbitkan tentang ghosting," kata Tara Collins, seorang profesor psikologi di Winthrop University di Rock Hill, Carolina Selatan.
"Tetapi ketika penelitian tentang ghosting mulai muncul, psikolog juga dapat memanfaatkan apa yang mereka ketahui tentang psikologi hubungan, untuk menawarkan beberapa petunjuk, imbuhnya, seperti dilansir Live Science, Minggu (3/2/2019).
Saksikan video pilihan berikut ini:
from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita kurang lengkap buka link di samping http://bit.ly/2Tu2lUyBagikan Berita Ini
0 Response to "Mengenal Ghosting, Menghilang Tanpa Jejak Ketika Tumbuh Benih Cinta"
Post a Comment