Liputan6.com, Jenewa - Pejabat PBB, pada 3 Oktober 2018, mengingatkan kembali kepada pemerintah Indonesia tentang kebutuhan yang luas dan mendesak bagi para korban gempa-tsunami di Sulawesi Tengah.
Imbauan itu muncul beberapa hari pasca gempa-tsunami yang menghantam Palu, Donggala, Sigi dan sekitarnya, yang kini telah menewaskan 1.407 orang, dan puluhan ribu lainnya mengungsi serta mengalami kerugian ekonomi.
Belum lagi, korban dan jenazah yang diduga masih tertimbun di bawah reruntuhan sekitar 66.000 rumah dan bangunan yang hancur atau rusak akibat gempa dan tsunami yang ditimbulkannya.
Hampir 200.000 orang menginginkan bantuan mendesak, dan di antara mereka adalah puluhan ribu anak-anak, kata juru bicara kantor kemanusiaan PBB yang berbasiss di Jenewa.
Sedangkan orang-orang yang selamat, tengah berjuang melawan kehausan dan kelaparan, dengan makanan dan air bersih yang terbatas, dan rumah sakit setempat kewalahan menangani orang yang terluka.
"Apa yang dirasakan semua tim yang bekerja di sana ... adalah salah satu frustrasi yang nyata," Jens Laerke, juru bicara Kantor PBB untuk Urusan Koordinasi Kemanusiaan (OCHA), mengatakan kepada wartawan di Jenewa Selasa 2 Oktober malam waktu setempat, seperti dilansir Channel News Asia (3/10/2018).
"Masih ada area luas dari wilayah yang terkena dampak terburuk yang belum dicapai dengan baik, tetapi tim tengah berupaya, mereka melakukan apa yang mereka bisa."
"Keterbatasan informasi tentang dampak penuh dari bencana masih menghalangi dan sulit untuk mengirim bantuan atau tim ke daerah terdampak," lanjut Laerke.
"Badan-badan kemanusiaan internasional telah berkomunikasi dengan pemerintah Indonesia dan siap membantu."
"Banyak orang kehilangan semua harta benda dan rumah mereka. Mereka mendesak pemenuhan segera layanan kebutuhan mendasar, makanan, air bersih, tempat penampungan, perawatan medis dan dukungan psiko-sosial," lanjut Laerke.
Simak video pilihan berikut:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "PBB Imbau RI Soal Kebutuhan Mendesak Korban Gempa-Tsunami Sulawesi Tengah"
Post a Comment