Liputan6.com, Lahore - Rakyat Pakistan tengah berduka menyusul kabar meninggalnya guru yang paling dihormati di negara itu, Geoffrey Douglas Langlands, pada usia 101 tahun, Rabu 2 Januari.
Langlands adalah seorang mantan perwira Inggris yang memilih menetap di Pakistan setelah berakhirnya kolonnialisme Inggris di India pada 1950-an. Dia memutuskan menjadi tenaga pendidik yang mendorong pemenuhan target pemberantasan buta huruf di negara itu.
Dikutip dari Al Jazeera pada Kamis (3/1/2019), Langlands meninggal di Kota Lahore di wilayah timur Pakistan, akibat "penyakit singkat" yang tidak dikonfirmasi. Kepergiannya diumumkan secara resmi oleh Aitchison College, sebuah sekolah tinggi negeri di mana dia terakhir menjabat sebagai rtektor yang paling disegani.
Mayor, panggilan akrabnya, mengajar bahasa Inggris dan matematika selama lebih dari enam dekade di Pakistan, dan hidup cukup lama untuk melihat salah seorang muridnya, Imran Khan, menjadi perdana menteri negara itu.
Dalam sebuah pernyataan di Twitter, Khan, yang menjabat pada Agustus 2018, mengatakan dia sangat sedih dengan kepergian Langlands.
"Selain sebagai guru kami, ia menanamkan cinta untuk terhadap kelesterian lingkungan dan semangat kesejahteraan bagi wilayah utara (sebutan Pakistan di era kolonial untuk membdakan dengan India) pada diri saya," katanya.
Langlands lahir pada 21 Oktober 1917 di Yorkshire, Inggris. Dia sempat bekerja sebagai guru di Croydon sebelum bergabung dengan tentara Inggris ketika Perang Dunia II pecah pada 1939.
Setelah pembagian anak benua India, Langlands mengajukan diri untuk menetap di Pakistan, dengan alasan mengajarkan pendidikan dasar kepada tentara negara itu.
Pada 1954, ia mulai mengajar di Aitchison College, salah satu perguruan tinggi paling terkenal di Pakistan, atas permintaan Presiden Jenderal Ayub Khan saat itu.
Lebih Lincah dari Penculiknya
Pada akhir 1970-an, ia mengambil posisi sebagai kepala sekolah di Razmak Cadet College di Waziristan, yang terletak di dekat perbatasan Afghanistan. Dia sempat diculik pada tahun 1988 dan ditahan selama enam hari oleh anggota suku asli di daerah tersebut.
Berbicara tentang penculikan Langlands, seorang mantan siswanya, Ali Sabtain berkata: "Langlands dulu memberi tahu kami bagaimana ia berjalan lebih cepat daripada para penculik di daerah pegunungan."
"Mereka tidak dapat mengejar ketinggalan, ini adalah bagaimana dia menunjukkan semangat tinggi dalam kehidupannya," tambah Sabtain, yang bekerja sebagai advokat senior di Mahkamah Agung Pakistan.
Simak video pilihan berikut:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Guru Paling Dicintai di Pakistan Meninggal pada Usia 101, Seluruh Negeri Berduka"
Post a Comment