:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2167809/original/060017700_1525678282-20180506-Pengungsi-Libya-7.jpg)
Liputan6.com, Jakarta Organisasi hak asasi manusia, Amnesty International, mengklaim bahwa kebijakan Uni Eropa, terutama yang diterapkan oleh Italia dan Malta, merupakan dalang di balik tewasnya lebih dari 700 imigran sepanjang Juni-Juli 2018.
Para imigran itu tewas terombang-ambing di Laut Mediterania, setelah kapal yang membawa mereka untuk bermigrasi ke Eropa, dihalau oleh otoritas Italia dan Malta yang menerapkan kebijakan proteksi dari imigran Afrika, ujar Amnesty.
"Meskipun ada pengurangan jumlah orang yang melintasi Mediterania dalam beberapa bulan terakhir, jumlah kematian di laut telah meningkat," kata Matteo de Bellis, seorang peneliti untuk Amnesty International, seperti dikutip dari The Guardian, Jumat (10/9/2018).
"Kebijakan Uni Eropa telah mendorong penjaga pantai Libya untuk mencegat orang di laut, menurunkan prioritas operasi penyelamatan dan menghalangi pekerjaan penyelamatan penting yang dilakukan oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM). Peningkatan jumlah kematian baru-baru ini bukan hanya tragedi, tapi juga memalukan."
Hampir sebagian besar gelombang imigran Afrika berangkat via Libya, negara gerbang untuk menuju Eropa, dengan menyeberangi Laut Mediterania.
Amnesty International mendeskripsikan, sekitar 1.111 imigran dilaporkan tewas atau menghilang di Mediterania tengah antara Januari-Juni 2018.
Secara khusus, Amnesty melaporkan sekitar 560 imigran tewas pada bulan Juni 2018, dan 157 lainnya tewas pada Juli 2018 --bertepatan ketika pemerintah Italia yang populis menerapkan kebijakan menghalau jalur perlintasan laut Mediterania yang kerap digunakan oleh imigran Afrika untuk menyeberang ke Eropa.
Angka yang diperoleh Amnesty berasal dari International Organisation for Migration (IOM) yang terafiliasi dengan PBB dan Institute for Political Studies Italia.
Amnesty mengatakan gelombang kematian imigran terbaru itu, yang terjadi di sepanjang rute laut berbahaya antara Libya dan Eropa selatan "tidak boleh dianggap semata-mata sebagai kemalangan yang tak terhindarkan".
"Italia dan Malta semakin memusuhi upaya pencarian dan penyelamatan LSM, dan telah menipiskan kawasan Mediterania dari aset penyelamatan penting (seperti kapal atau perahu), dengan beberapa yang baru-baru ini disita," Amnesty International menambahkan.
Simak video pilihan berikut:
from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita kurang lengkap buka link di samping https://ift.tt/2MaQ5IQBagikan Berita Ini
0 Response to "Amnesty International: Kebijakan Uni Eropa Jadi Dalang di Balik Kematian 700 Imigran"
Post a Comment