Pada saat pria itu tiba di ruang gawat darurat, ia terlihat sangat kesakitan dan banyak mengeluarkan keringat. Kedua kelopak matanya pun bengkak. Tekanan darahnya sangat tinggi dan CT scan mengungkapkan bahwa kandung kemihnya membuncit seperti terkena infeksi, menurut laporan yang menangani kasus ini.
Korban pun kembali menyampaikan pada dokter ahli yang menanganinya tentang gigitan laba-laba janda hitam. Akan tetapi, setelah tim medis memeriksa kulitnya dengan cermat, mereka tidak menemukan bukti gigitan atau ruam akibat laba-laba.
Namun, meskipun tidak ada bekas luka, dokter mencurigai pria itu digigit laba-laba janda hitam utara (Latrodectus variolus), spesies yang ditemukan di Ontario selatan.
Bisa dari seekor laba-laba janda hitam mengandung berbagai racun yang mungkin menyebabkan gejala-gejala mengerikan pada pria malang tersebut.
Racun laba-laba janda hitam menyebabkan sindrom medis yang dikenal sebagai "latrodectism", yang menimbulkan gejala seperti tekanan darah tinggi, keringat mengucur deras dan nyeri otot.
Racun yang terkadung dalam bisa laba-laba janda hitam mengandung enzim penyebab 'membanjirnya' neurotransmiter (bahan kimia yang mengirimkan sinyal dari satu neuron ke neuron berikutnya), serta vasodilator yang merupakan zat yang memperlebar pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah.
"Pelepasan salah satu neurotransmitter semacam itu, yang disebut asetilkolin, mungkin menjadi salah satu alasan mengapa pria itu mengalami retensi urin dan mengalami kesulitan kencing setelah digigit laba-laba janda hitam," tutur Carere.
Carere juga mencatat bahwa faktor lain yang mungkin menjadi penyebab memburuknya sakit pria itu adalah usianya yang sudah setengah abad dan ia memiliki semacam hiperplasia prostat jinak atau pembesaran prostat.
Ia mencatat bahwa para dokter ahli tidak dapat secara definitif membuktikan bahwa gigitan laba-laba janda hitam adalah penyebab utama retensi urin pria tersebut. Mereka juga mengakui bahwa mereka tidak dapat menemukan kasus serupa sebelumnya.
Korban telah dirawat di rumah sakit selama dua hari, terhitung sejak Kamis (27 Desember 2018) dan dipulangkan pada Minggu (30 Desember 2018) meski masih menjalani rawat jalan.
Dokter telah melakukan kateterisasi (prosedur memasukkan selang kateter melalui lubang kencing atau uretra menuju kandung kemih, tempat penampungan urin) untuk mengalirkan urin dari kandung kemih dan mengendalikan tekanan darah beserta rasa sakit si pria.
Kasus ini telah diterbitkan pada Canadian Journal of Emergency Medicine.
from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita kurang lengkap buka link di samping http://bit.ly/2Atzc4hBagikan Berita Ini
0 Response to "Diduga Digigit Laba-Laba Janda Hitam, Pria di Kanada Mengeluh Tak Bisa Kencing"
Post a Comment