Search

Dihadang Suku Sentinel, Polisi India Gagal Evakuasi Jasad Warga AS

Sementara itu, Chau pun sempat membeberkan momen-momen terakhir sebelum ia meninggal.

Dalam sebuah buku harian, ia mengatakan ingin "mengenalkan Yesus" kepada para anggota Suku Sentinel dan mengingatkan keluarganya untuk "tidak marah pada mereka atau kepada Tuhan jika saya terbunuh dalam prosesnya".

John Allen Chau (26) diyakini tewas akibat dihujani panah sesaat setelah mendarat di Pulau Sentinel Utara, bagian dari Kepulauan Andaman dan Nikobar, Jumat 16 November 2018.

Pulau itu, yang terlarang bagi pengunjung tanpa izin, adalah rumah bagi Suku Sentinel berusia 30.000 tahun yang sengaja menutup diri dan dikenal agresif melawan orang luar.

Chau berulang kali mencoba mengontak suku itu dan berhasil mencapai pulau sehari sebelum dia dibunuh. Dia mencoba menawarkan hadiah berupa ikan dan bola sepak, tulisnya dalam buku harian.

"Saya mendengar teriakan dari sebuah pemburuan," tulis Chau dalam sebuah catatan buku harian yang diberikan kepada beberapa media oleh ibunya, seperti dikutip dari The Guardian.

"Saya memastikan untuk tetap berada di luar jangkauan panah, tapi sayangnya itu berarti saya juga keluar dari jangkauan pendengaran yang baik."

"Jadi saya sedikit mendekat karena mereka (sekitar enam dari apa yang saya lihat) berteriak pada saya, saya mencoba untuk mengembalikan kata-kata mereka kepada mereka. Mereka tertawa terbahak-bahak sepanjang waktu, jadi mereka mungkin mengatakan kata-kata kasar atau menghina saya."

"Saya berteriak: 'Nama saya John, saya mencintaimu dan Yesus mencintaimu.' Saya menyesal, mulai sedikit panik ketika melihat mereka menyematkan panah ke busur."

"Saya kemudian pergi kembali ke perahu, seakan nyawa saya bergantung pada hal itu. Saya merasa takut tetapi sebagian besar kecewa. Mereka tidak menerimaku."

Chau diketahui menyewa kapal nelayan beserta awaknya dengan membayar 25.000 rupee untuk membawanya ke Pulau Sentinel Utara.

Salah satu dari anggota Suku Sentinel, "seorang anak mungkin sekitar 10 tahun atau lebih, mungkin seorang remaja", menembakkan panah yang menghantam Alkitabnya, dia menulis pada malam 15 November 2018, sehari sebelum kematiannya, di atas kapal nelayan yang ia sewa.

"Ya, saya telah dipanah oleh Orang Sentinel."

Keesokan harinya ketika dia bersiap untuk melakukan pendekatan kedua, Chau menulis surat kepada orang tuanya. "Kalian mungkin berpikir saya tergila-gila dengan semua ini, tetapi saya pikir pantas untuk mengenalkan Yesus kepada orang-orang ini," tulisnya.

"Tolong jangan marah pada mereka atau pada Tuhan jika aku terbunuh. Sebaliknya, harap jalani hidup kalian dalam kepatuhan terhadap apa pun yang telah kalian yakini dan saya akan bertemu lagi ketika kalian melewati ajal."

"Ini bukan hal yang tidak ada gunanya. Kehidupan suku ini sudah dekat pada akhir dan saya tidak sabar untuk melihat mereka di sekitar takhta Tuhan yang beribadah dalam bahasa mereka sendiri, seperti yang dinyatakan dalam Wahyu 7: 9-10."

Dia menutup catatan hariannya dengan: "Soli deo gloria" (kemuliaan hanya milik Tuhan).

Let's block ads! (Why?)

from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita kurang lengkap buka link di samping https://ift.tt/2KxEi3c

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Dihadang Suku Sentinel, Polisi India Gagal Evakuasi Jasad Warga AS"

Post a Comment

Powered by Blogger.