Liputan6.com, Jakarta - Pada hari ini, Korea Selatan dan Korea Utara kembali mencatat sejarah baru. Sebuah rangkaian kereta api milik perusahaan Negeri Ginseng telah menyeberang ke Utara untuk pertama kalinya dalam satu dekade. Ini merupakan bagian dari studi bersama untuk merenovasi jaringan rel penghubung kedua negara.
Selama 18 hari ke depan, puluhan pejabat dan insinyur dari kedua negara Korea akan tinggal dan bekerja di dalam enam gerbong kereta, yang melaju lebih dari 1.600 mil (setara 2574 kilometer) dan mempelajari jaringan kereta api Korut.
Hal serupa juga diutarakan oleh Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Kim Chang-beom, di Jakarta. Dubes yang juga akrab disapa Kim itu menyebut, selama lebih dari 2 minggu, delegasi kedua negara akan berfokus pada kondisi rel dan lokomotif di Korea Utara.
"Jadi, itu adalah percobaan pertama yang dilakukan oleh Korea Utara dan Korea Selatan untuk melakukan survei bersama (joint survey) di sektor jaringan kereta api," Chang-beom menjelaskan, saat ditemui di Jakarta Pusat, Jumat (30/11/2018).
Setelah pengamatan tersebut selesai dilakukan, diharapkan ke depannya kedua negara mampu menyusun jalur kereta api yang lebih banyak menghubungkan kota-kota di Korea Selatan dan Korea Utara.
"Ini menjadi titik awal yang penting. Seperti saat kami membuka kantor penghubung di daerah Kaesong, namun sebenarnya ada lebih banyak lagi. Jadi, ada beberapa langkah yang sudah dilakukan, tetapi masih belum sepenuhnya dilaksanakan, karena kita masih diberikan sanksi oleh dewan keamanan PBB," terang dubes Chang-beom.
Sementara itu, dikutip dari New York Times, studi bersama itu juga mempertimbangkan apa yang diperlukan untuk menjadikan jaringan rel terkait sejauh dengan standar internasional.
Studi ini adalah salah satu dari sejumlah proyek kolaboratif yang digagas oleh Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, untuk mengembangkan hubungan yang lebih erat dengan Korea Utara, serta menunjukkan manfaat ekonomi apa yang dapat diperoleh dari cita-cita denuklirisasi.
Ketika Moon dan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, bertemu untuk pertama kalinya pada bulan April, Korea Selatan setuju untuk bantu membangun kembali jalur kereta dan jalan raya di Korea Utara, yang menurut Kim Jong-un disebut "memalukan".
Tetapi, rencana tersebut akan sangat tergantung pada kemajuan komitmen denuklirisasi. Lebih dari itu, sanksi internasional pada Korea Utara atas program senjatanya, yang melarang jenis investasi signifikan dari Selatan, juga disebut akan menghambat kelancaran kolaborasi terkait.
Bahkan, untuk membawa bahan bakar dan peralatan yang dibutuhkan dalam studi rel gabungan tersebut, diperlukan persetujuan khusus dari Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Saksikan video pilihan berikut ini:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dubes Kim: Kereta dari Korea Selatan Lintasi Perbatasan ke Korut Adalah Awal Baik"
Post a Comment