Liputan6.com, Tijuana - Walikota Tijuana, Juan Manuel Gastelum, mendeklarasikan krisis kemanusiaan internasional pada Kamis, 22 November 2018, atas kedatangan lebih dari 5.000 migran yang sebagian besar berasal dari Amerika Tengah.
Kafilah migran tersebut telah mencapai sejumlah kota di perbatasan Amerika Serikat dalam seminggu terakhir. Mereka bertekad mencari suaka di Negeri Paman Sam, walaupun nyawa taruhannya.
Dalam konferensi pers pada Kamis kemarin, Gastelum meminta bantuan kepada badan internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk membantu pemerintah kota dalam menghadapi arus pendatang.
Menurutnya, pemerintah federal Meksiko sangat lamban dalam mengatasi persoalan ini. Gastelum menuduh mereka telah mengabaikan tanggung jawab untuk menangani masalah migran dan imigrasi.
"Mereka (pemerintah federal) telah lepas dari tanggung jawab dan tidak memenuhi kewajiban hukum mereka," katanya, sebagaimana dikutip dari USA Today, Sabtu (24/11/2018). "Jadi sekarang, kami meminta mereka dan organisasi bantuan kemanusiaan internasional untuk membawa dan melaksanakan tugas tersebut."
Akhir-akhir ini, ribuan migran terus menduduki ke Tijuana, sebagai upaya untuk mencari suaka di pelabuhan perbatasan di sepanjang Southern California. Akan tetapi, laju kedatangan kafilah migran disebut telah meningkat pada tahun ini.
Sejak pekan lalu, lebih dari 5.000 migran yang berangkat dari Honduras pada Oktober, sudah tiba di Tijuana, Meksiko. Fakta ini rupanya dianggap menjadi pemicu meningkatkan ketegangan dengan penduduk setempat dan menghambat layanan pemerintah.
Pemkot memperkirakan bahwa pihaknya telah menghabiskan hampir US$ 27.000 atau Rp 392,5 juta setiap hari untuk membangun shelter kit dan merawat hampir 4.700 migran saat ini.
Sebagian besar kafilah migran ditempatkan di Unidad Deportiva Benito Juarez, yaitu sebuah kompleks olahraga yang diubah menjadi tempat penampungan sementara. Namun, sejak awal pekan ini, lokasi tersebut sudah melebihi kapasitas atau penuh.
"Saya tidak akan berkompromi dengan layanan publik," ucap Gastelum kepada wartawan. "Saya tidak akan membelanjakan uang rakyat Tijuana, saya tidak akan membawa Tijuana untuk terjerumus ke dalam utang piutang, dengan cara yang sama yang belum kami lakukan selama dua tahun terakhir ini."
Pemerintah negara bagian Baja California juga mendesak pemerintah federal untuk meningkatkan bantuannya. Pejabat mengklaim telah mengalokasikan sumber daya dan membuka tempat penampungan di Mexicali (Meksiko), 90 mil jauhnya.
Kota itu, yang berlokasi di bagian utara Baja California, adalah pemberhentian terakhir bagi kafilah migran yang ingin mencapai Tijuana. Pemerintah setempat memperkirakan, setidaknya ada 1.500 migran saat ini di Mexicali. Jumlah ini belum termasuk kafilah kedua yang masih bergerak menuju kota pada saat ini.
Sementara itu, sikap Gastelum kepada kafilah migran ternyata telah mengundang dukungan dan kritik. Pekan lalu, ia terlihat mengenakan topi merah bertuliskan "Make Tijuana Great Again", menyindir slogan Donald Trump yang berbunyi "Make America Great Again".
Saksikan video pilihan berikut ini:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kafilah Migran Membludak di Tempat Penampungan, Tijuana Alami Krisis Kemanusiaan"
Post a Comment