Liputan6.com, Davao City - KJRI Davao City, Filipina mengadakan acara penutupan Kursus Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) Tahun 2018 bertempat di House of Indonesia (HoI) pada 17 November kemarin.
Acara tersebut dihadiri oleh 250 orang, antara lain pimpinan dari enam lembaga pendidikan serta perguruan tinggi setempat, yaitu Heartworks Learning Centre Inc. (HLC), Ateneo de Davao University (AdDU), University of Southeastern Philippines (USeP), University of Mindanao(UM), Mindanao Kokusai Daigaku (MKD), dan Saint John Paul II College of Davao (SJP); Konsul Jenderal RI; para Home Staff dan Local Staff KJRI; Pengurus Dharma Wanita Persatuan; paraGuru Sekolah Indonesia Davao (SID); dan para peserta kursus.
Kursus BIPA berlangsung selama tujuh bulan dari Mei hingga November 2018 dan diikuti oleh hampir 300 orang, demikian keterangan pers yang diterima oleh Liputan6.com dari KJRI Davao City pada Jumat (23/11/2018).
Peserta Kursus BIPA pada tahun 2018 berasal adalah staf lokal dan anggota Satpam KJRI. Tak hanya itu, ada pula warga setempat penerima Beasiswa Dharmasiswa Tahun Akademik 2018/2019, anggota the Philipiine National Police (PNP) se-kawasan Mindanao, anggota militer dari Eastern Mindanao Command (Eastmincom) dan Naval Forces Eastern Mindanao (NFEM) dan mahasiswa di wilayah tersebut.
Kursus BIPA Tahun 2018 diberikan oleh dua tenaga pengajar, yaitu Diyah Wahyuningtyas dan Yeyen Purwiyanti. Mereka dikirimkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk bertugas di Davao City, Filipina pada periode Mei hingga November 2018.
Dalam acara tersebut, para peserta kursus mempersembahkan seni dan budaya Indonesia, yaitu berbagai tarian Indonesia, lagu-lagu dari berbagai daerah di Indonesia, pembacaan puisi, drama, dan story telling mengenai salah satu cerita legenda terkenal di Indonesia.
Mengawali Sambutan, Konjen RI menjelaskan dalam Bahasa Inggris, "If you don’t know each other, you don’t care, and if you don’t care, you don’t corporate or love each other (Jika tidak saling kenal, maka tidak ada saling pengertian, dan jika tidak ada saling pengertian, maka tidak ada kerja sama)."
Untuk lebih mengenal Indonesia, Konjen RI menjelaskan secara singkat profil Indonesia. Lebih lanjut Konjen RI menjelaskan bahwa kursus Bahasa Indonesia merupakan salah satu bagian dari soft diplomacy KJRI Davao City guna memperkuat hubungan persahabatan yang lebih erat antar kedua bangsa dan negara.
"Kami menyambut gembira melonjaknya jumlah peserta Kursus BIPA dari 97 orang tahun 2017 menjadi hampir 300 orang pada tahun 2018. Atas nama keluarga besar KJRI Davao City, saya ucapkan selamat kepada seluruh peserta yang telah selesai mengikuti kursus. Kita berharap bahwa para peserta Kursus tidak hanya mempelajari Bahasa Indonesia, tapi juga mengenal seni dan budaya Indonesia," ujar Konjen RI di Davao City, Filipina.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Peminat Kursus Bahasa Indonesia di Filipina Melonjak Pesat"
Post a Comment