Liputan6.com, Beijing - Pemerintah China mengeluarkan aturan baru terkait pernikahan --yang dianggap sebagai salah satu momentum paling penting dalam kehidupan seseorang. Alasannya, untuk menghentikan tren pesta perkawinan yang kian mewah dan keisengan saat pre-wedding yang menjurus ke kekerasan dan pelecehan seksual.
Pihak pemerintah beralasan, pernikahan modern terlalu 'ekstrem' dan bertentangan dengan nilai-nilai China dan sosialis.
Yang dimaksud dengan pernikahan ekstrem adalah pesta mewah, hadiah super-mahal, 'harga pengantin' yang tinggi -- yang semuanya mengacu pada segala bentuk harta benda yang diberikan keluarga pengantin pria ke mempelai perempuan.
Berdasarkan sejumlah laporan, aparat China berniat mengendalikan 'harga pengantin', membatasi nilai hadiah pernikahan juga jumlah tamu.
"Seperti di Jinan, di China Timur. Mereka menerapkan etiket pernikahan yang sederhana dan pantas, yang bertujuan membentuk tren sosial yang baik, yang mendorong ketekunan dan penghematan, serta menentang kemewahan berlebih serta pemborosan," demikian dikutip dari AsiaOne, Sabtu (8/12/2018).
Sementara itu, seperti dikutip dari BBC News, sama seperti di negara lain, para mempelai di China seakan bersaing dengan tetangga dan teman soal pernikahan.
Itu berarti, pesta mewah digelar, pakaian berharga selangit, foto pre-wedding di luar negeri. Semua harus lebih wah, tak peduli biayanya. Para tamu juga diharapkan membawa hadiah yang mahal.
"Kementerian Urusan Sipil mengutuk pesta pernikahan yang mewah dan boros dan membuat tuntunan yang jelas menuju pernikahan yang lebih sederhana dan moderat," demikian dikabarkan kantor berita Xinhua.
Upacara pernikahan, menurut pihak pemerintah, harus mengintegrasikan nilai-nilai sosialis dan budaya tradisional China. "Untuk melawan tren dan nilai yang keliru agar menjadi teladan dalam masyarakat."
"Pihak berwenang akan mengatur pedoman tentang proses pernikahan dan jumlah hadiah uang tunai," kata pejabat kementerian Yang Zongtao dalam sebuah wawancara.
Tak hanya pesta pernikahan terlampau mewah, pemerintah juga berupaya menghentikan keisengan terhadap calon pengantin yang dirasa kelewatan bahkan membahayakan.
Keisengan tersebut terkait dengan ritual naohun atau 'pesta bujang' yang diyakini bisa mengusir roh jahat.
Sayangnya, pada praktiknya, ritual tersebut kelewat batas, menjurus ke kekerasan dan pelecehan. Seperti yang terjadi pada Ai Guangtao, calon mempelai pria di China.
from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita kurang lengkap buka link di samping https://ift.tt/2PphgfHBagikan Berita Ini
0 Response to "Pemerintah China Larang Perayaan Pernikahan Ekstrem, Seperti Apa?"
Post a Comment