:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2365227/original/034956400_1537678994-MJHHVJ3SQRGPFHW2JQQUOCDU4U.jpg)
Sementara itu, pemerintah Venezuela menyalahkan boikot internasional yang dipimpin oleh Amerika Serikat, sebagai penyebab krisis ekonomi di negaranya.
Pada Jumat 20 September, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo berjanji bahwa "dalam beberapa hari mendatang" akan menyampaikan serangkaian tindakan terhadap para pejabat pemerintah Venezuela.
Donald Trump sebelumnya telah menyebut Presiden Maduro seorang diktator, dan menuduh pemerintahannya telah menahan secara ilegal, memukuli dan membunuh aktivis oposisi.
Di saat bersamaan, ratusan ribu orang telah meninggalkan negara itu selama setahun terakhir, ketika krisis dinilai semakin memburuk.
Menurut angka PBB, sebanyak 2,3 juta orang telah meninggalkan Venezuela antara tahun 2014 hingga Juni 2018.
Di lain pihak, Presiden Maduro melakukan perjalanan ke China pekan lalu, mencari dukungan untuk membantu membangun kembali perekonomian.
Dia mengatakan telah menandatangani 28 perjanjian perdagangan dan investasi dengan China. Venezuela menyebut akan ada peninglatan ekspor minyak menjadi 1 juta barel per hari.
Kedua negara juga setuju untuk menginvestasikan US$ 5 milyar (setara Rp 74 triliun dengan kurs US$ 1 = Rp 14.819) untuk membantu membangun kembali industri minyak Venezuela yang tengah sekarat.
Namun tidak ada pernyataan publik dari Beijing yang mengatakan telah setuju untuk menyediakan dana baru kepada pemerintahan Maduro.
from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita kurang lengkap buka link di samping https://ift.tt/2pwppV2Bagikan Berita Ini
0 Response to "Perkuat Hubungan Bilateral, China Kirim Rumah Sakit Apung ke Venezuela"
Post a Comment