Search

AS Tarik Pasukan dari Suriah, Presiden Rusia: Keputusan yang Tepat

Meskipun ada pernyataan Trump bahwa ISIS telah dikalahkan, para pejabat Prancis dan Inggris --yang berkoalisi dengan AS di Suriah-- menekankan ancaman kelompok teroris itu masih ada. Kedua negara Eropa itu juga berkomitmen untuk tetap berkoalisi untuk melawan ISIS di Suriah.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang tetap prihatin dengan pengaruh Iran di Suriah, mengatakan bahwa Israel akan meningkatkan perjuangannya melawan pasukan Negeri Para Mullah yang mendukung pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.

Israel juga khawatir keluarnya AS --yang merupakan sekutu utama mereka-- dapat mengurangi pengaruh diplomatiknya dengan Rusia, pendukung besar pemerintahan Assad.

Sedangkan bagi Turki, berita tentang pulangnya tentara AS dari Suriah kemungkinan akan disambut dengan baik.

Hubungan Washington-Ankara telah lama tegang oleh perbedaan sikap atas Suriah, di mana AS telah mendukung kelompok politik YPG beretnis Kurdi Suriah --yang juga membentuk Pasukan Demokratik Suriah (SDF) dan berkoalisi dengan AS-- dalam perang melawan ISIS. 

Turki menganggap YPG sebagai kelompok teroris dan perpanjangan dari Partai Pekerja Kurdi (PKK) yang dilarang oleh Ankara. Setelah deklarasi Trump, Turki kemudian meningkatkan retorikanya untuk melawan Kurdi.

Menurut kantor berita negara Turki Anadolu Ajansi, Menteri Pertahanan Hulusi Akar mengatakan kepada wartawan pada hari Kamis bahwa Turki sedang mempersiapkan operasi militer baru di beberapa bagian timur laut Suriah, bekas wilayah operasi pasukan AS.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita kurang lengkap buka link di samping http://bit.ly/2T6I9HK

Bagikan Berita Ini

0 Response to "AS Tarik Pasukan dari Suriah, Presiden Rusia: Keputusan yang Tepat"

Post a Comment

Powered by Blogger.