Lebih dari 700.000 orang Rohingya melarikan diri akibat aksi kekerasan terhadap mereka tahun lalu. Sebagian besar mengungsi ke Bangladesh.
Sebuah tim pencari fakta PBB menemukan bukti pembunuhan, pemerkosaan, penyiksaan, dan pembakaran secara luas dan menyerukan para jenderal atas dituntut karena genosida, kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Namun, pendukung Aung San Suu Kyi berpendapat bahwa dia tidak memiliki kekuatan untuk mengendalikan tentara Myanmar.
Di sisi lain, pihak tentara Myanmar berdalih bahwa tindak kekerasan mereka sejatinya merupakan operasi militer yang menargetkan kelompok ekstremis beranggotakan etnis Rohingya di Rakhine --yang dikenal bernama Arakan Rohingya Salvation Army atau ARSA.
Menyikapi dalih tentara Myanmar, tim pencari fakta PBB mengatakan, "Atas alasan apapun, tidak akan pernah ada pembenaran bagi aksi militer yang melakukan pembunuhan tanpa pandang bulu, beramai-ramai memperkosa perempuan, menyerang anak-anak, dan membakar seluruh desa."
"Tatmadaw (nama lokal tentara Myanmar) telah menggunakan taktik yang tidak konsisten dan tidak proporsional terhadap ancaman keamanan yang sebenarnya, terutama di Negara Bagian Rakhine, dan juga di Myanmar utara," tambah laporan itu.
Misi pencarian fakta menyimpulkan bahwa ada "informasi yang cukup" untuk membuka penyelidikan genosida dan kejahatan perang terhadap jenderal-jenderal senior Myanmar.
from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita kurang lengkap buka link di samping https://ift.tt/2zBj9RGBagikan Berita Ini
0 Response to "Lagi, Gelar Kehormatan Aung San Suu Kyi Dicopot Terkait Krisis Rohingya"
Post a Comment