Search

13-3-1881: Teror Bom Renggut Nyawa Tsar Terakhir Rusia Secara Tragis

Ketika mendengar berita penyerangan bom itu, anggota Keluarga tsar tiba di Istana Musim Dingin. Pemandangan yang menyapa mereka suram. Wajah dan tubuh Alexander II masih utuh, tetapi kakinya hanya tersisa setinggi lutut.

Ruangan mulai ramai ketika lebih banyak anggota keluarga tiba. Putra sulung Alexander II, Alexander dan istrinya yang berasal dari Denmark, Dagmar mengenakan kostum skating-nya, karena dia berencana untuk bersenang-senang di atas danau yang membeku.

Suami Dagmar berdiri dengan tak percaya dan putra tertua mereka, Nicholas yang berusia 13 tahun, berpegangan erat pada sepupu agar merasa nyaman.

Istri tsar Catherine Dolgorukova (Putri Yurievskaya) berlari histeris ke dalam ruangan, melemparkan dirinya ke tubuh suaminya, mencium tangannya, dan meraung-raung memanggil namanya.

Selama 45 menit, orang-orang di ruangan itu menyaksikan saat-saat terakhir Tsar Alexander II bernapas.

Pada pukul 15.35 sore, sang tsar meninggal, dan ketika Keluarga Kekaisaran berlutut untuk berdoa, istrinya pingsan dan dibawa keluar dari kamar, pakaiannya basah kuyup dengan darah suaminya.

Sementara itu, sehari sebelum dia meninggal, Alexander II telah menyelesaikan rencana untuk membentuk parlemen terpilih dan dia bermaksud untuk melepaskan rencana ini dalam beberapa hari.

Mungkin jika Alexander II tetap hidup, Rusia akan menjadi monarki konstitusional dan tidak akan dibawa ke bawah naungan sosialis.

Namun, putra dan penerus Alexander II, Alexander III sangat konservatif dan membalikkan beberapa reformasi liberal ayahnya.

Salah satu hal pertama yang dia lakukan sebagai tsar adalah merobek rencana ayahnya untuk membentuk parlemen terpilih, dan membatalkan perintah yang telah ditandatangani ayahnya pada hari dia meninggal.

Dua anak laki-laki Alexander II mengalami akhir hidup yang kejam.

Grand Duke Sergei Alexandrovich dibunuh oleh bom teroris di Kremlin pada 1905. Sementara Grand Duke Paul Alexandrovich ditembak oleh tentara rakyat Bolshevik di Benteng Peter and Paul pada 1919.

Kaisar Alexander II dimakamkan di Katedral Peter dan Paul di St. Petersburg. berdampingan dengan istri pertamanya.

Sementara itu, di tanggal yang sama pada 1918, Leon Trotsky berhasil memimpin pembentukan Tentara Merah yang menjadi garda terdepan pemerintahan komunis Rusia.

Lalu, pada 1943, pembunuh bayaran gagal mengakhiri nyawa Adolf Hitler selama penerbangan dari Smolensk ke Rastenburg.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita kurang lengkap buka link di samping https://ift.tt/2HuNdmt

Bagikan Berita Ini

0 Response to "13-3-1881: Teror Bom Renggut Nyawa Tsar Terakhir Rusia Secara Tragis"

Post a Comment

Powered by Blogger.