Salah satu petani bernama Wang Puzhi menderita sakit parah. Namun ia tak punya uang untuk beli obat atau berobat ke dokter.
Suatu hari, saat seluruh keluarganya keluar rumah, ia melilitkan tambang di lehernya. Mengakhiri hidupnya di usia 60 tahun.
Seperti dikutip dari South China Morning Post, tak hanya Wang yang menderita. Para penggali sumur lain juga merasa, prajurit terakota yang mereka temukan lebih membawa kutukan, alih-alih keberuntungan.
Di satu sisi, keberadaan prajurit terakota membawa jutaan turis asing ke Xian di barat laut China. Banyak pengusaha dan pejabat lokal yang kecipratan rezeki.
Namun, para penggali sumur, juga penduduk desa lain mengaku kehilangan tanah pertanian milik mereka yang lantas diklaim pemerintah. Warga kehilangan mata pencaharian.
Rumah-rumah warga digusur, diratakan dengan tanah, dengan sedikit atau bahkan tanpa kompensasi. Di atasnya kemudian didirikan ruang pameran, juga toko-toko suvenir. Desa mereka, dengan sejarah 2.000 tahun, telah binasa.
Tiga tahun setelah Wang bunuh diri pada tahun 1997, dua penggali sumur termuda, Yang Wenhai dan Yang Yanxin meninggal dunia dalam kondisi menyedihkan. Tak punya pekerjaan dan tidak punya uang. Mereka tak mampu berobat. Dokter belum sempat mendiagnosis penyakit mereka. Keduanya berpulang pada usia 50 tahun.
Pada 2005, yang tersisa dari kelompok petani penggali sumur itu -- Yang Quanyi, Yang Peiyan, Yang Zhifa, Yang Xinman,dibayar sekitar 1.000 yuan per bulan untuk duduk di toko-toko suvenir resmi dan menandatangani buku foto untuk turis yang antre untuk melihat prajurit terakota.
"Para pejabat dan pengusaha telah menghasilkan banyak uang dari para prajurit terakota, tetapi bukan kami," kata Yang Quanyi. "Kami tidak mendapat apa-apa dari penemuan itu."
from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita kurang lengkap buka link di samping https://ift.tt/2FJlc9DBagikan Berita Ini
0 Response to "29-3-1974: Penemuan Prajurit Terakota dan Kutukan untuk Para Penemunya"
Post a Comment