Liputan6.com, Jakarta - Prisia Nasution membintangi film Hanya Manusia. Ia beradu akting dengan Yama Carlos dan Lian Firman.
Dalam film rilisan Divisi Humas Polri itu, Prisia Nasution sebagai Annisa, personel reskrim yang mencurigai keterlibatan Jamal (Tegar Satrya) dalam sindikat perdagangan wanita.
Jamal sendiri informan polisi terkait peredaran narkoba dan pelacuran. Annisa yang yatim piatu tinggal bareng adiknya, Dinda (Shenina Cinnamons).
Hanya Manusia film ke-22 Prisia Nasution sejak debut via omnibus Takut: Faces of Fear (2008). Showbiz Liputan6.com memilih lima performa terbaik Prisia Nasution di layar lebar. Apa saja?
Sang Penari (2011)
Diadaptasi dari novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari, Prisia memerankan Srintil yang dipercaya para tetua dukuh sebagai Titisan Ronggeng. Saat mengenakan paes, kebaya, berikut selendang, lalu menari, Prisia menjelma jadi superstar lintas dukuh di era 1960-an yang malang.
Gerak tubuh termasuk saat menari hingga kerling mata genit Srintil, hal yang tak bisa dilakukan sembarang aktris. Berkat Srintil, Prisia meraih Piala Citra Pemeran Utama Wanita Terbaik FFI, menang di Festival Film Bandung, dan jadi Pendatang Baru Terbaik di Indonesian Movie Award 2012.
Sokola Rimba (2013)
Kali ini, Prisia ditantang membawakan tokoh yang masih hidup, Butet Manurung, pendiri sekolah rimba bagi suku Anak Dalam Jambi. Dibekali naskah ciamik buatan Riri Riza, Prisia tampil effortless.
Tak banyak mengubah fisik kecuali warna rambut yang dibuat kemerahan. Di bawah arahan Riri Riza, Prisia tampil tanpa jarak dengan para aktor cilik yang jadi murid-muridnya. Prisia menyadarkan kita bahwa esensi terpenting pendidikan yakni mengubah ketidaktahuan menjadi tahu. Ia beroleh nomonasi Pemeran Utama Wanita Terbaik FFI 2014.
Comic 8: Casino Kings Part 1 (2015)
Akting terbaik Prisia Nasution lainnya bisa ditilik di Comic 8: Casino Kings Part 1 dan 2. Di film karya Anggy Umbara itu, Prisia Nasution memerankan Cinthya, interpol yang menguak kasus perampokan dan setumpuk kasus lain.
Prisia tampil brilian berkat rambut yang dikepang layaknya penyanyi R&B, plus aksen campuran English-Melayu yang natural. Cinthya seolah ditakdirkan hanya untuknya.
Tak heran Prisia diganjar Pemeran Pendukung Wanita Terpuji di Festival Film Bandung 2015 dan dinominasikan di kategori yang sama di FFI 2015.
Laura & Marsha (2013)
Laura & Marsha menampilkan perjalanan tak biasa dua perempuan ke belantara Eropa yang eksostis. Memamerkan sejumlah panorama puitis, dua pemeran utama film ini, Prisia Nasution dan Adinia Wirasti tak lantas terjebak dialog sok nyeni.
Daya tarik utama film ini bertumpu pada interaksi Adinia-Prisia yang intens. Akting mereka menjadi standar chemistry terbaik tahun itu.
Mereka mempresentasikan hubungan yang keren sekaligus menyebalkan. Meraih 11 nominasi Piala Citra, Prisia lawan main tangguh bagi Adinia Wirasti.
Rectoverso (2013)
“Malaikat Juga Tahu” segmen paling emosional dalam omnibus Rectoverso. Di situ, Lukman Sardi sebagai Abang, yang mengelola rumah indekos.
Ia menyimpan cinta untuk salah satu penghuni kos, Leia (Prisia). Celakanya, Leia malah jatuh hati pada adik Abang, Hans (Marcell Domits). Abang yang autisme dimainkan dengan sangat meyakinkan oleh Lukman.
Ia daya tarik utama. Namun jangan abai pada pesona Leia. Jika tak dimainkan Prisia, Leia bukan alasan kuat mengapa Abang jatuh sejatuh-jatuhnya dalam cinta yang bertepuk sebelah tangan.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Prisia Nasution Tampil di Film Hanya Manusia, Ini 5 Akting Terbaiknya"
Post a Comment