Liputan6.com, Damaskus - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memperingatkan pemerintah Suriah dan dua sekutu utamanya, Rusia dan Iran, telah bertindak "sembrono" dalam menyerang Provinsi Idlib yang dikuasai pemberontak.
Dalam sebuah twit, Presiden Trump memperingatkan tentang "kesalahan kemanusiaan terbesar", di mana ratusan ribu orang bisa terbunuh dalam serangan terkait.
Dikutip dari BBC pada Selasa (4/9/2018), pasukan pemerintah Suriah dikatakan mempersiapkan serangan besar-besaran terhadap kubu pemberontak terakhir di negara itu.
PBB mengatakan kampanye semacam itu dapat menimbulkan konsekuensi buruk bagi ribuan warga sipil.
Kementerian Luar Negeri AS juga memperingatkan pada Senin 3 September, bahwa Washington akan menanggapi setiap serangan kimia oleh pemerintah Suriah atau sekutu-sekutunya.
Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley men-twit: "Semua mata (tertuju) pada tindakan Assad, Rusia, dan Iran di Idlib. #NoChemicalWeapons"
Dengan kondisi pemberontak kalah di sebagian besar Suriah, serangan di Provinsi Idlib diprediksi bisa menjadi pertempuran besar terakhir dari perang sipil di negara itu.
Menurut perkiraan PBB, ada sekitar 10.000 militan Al Nusra dan Al Qaeda yang masih bertahan di Idlib. Sumber yang dikutip oleh kantor berita Reuters mengatakan bahwa Presiden Bashar al-Assad sedang mempersiapkan serangan bertahap.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan "teroris" harus dihapus di Idlib, menuduh mereka menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia.
Baik dia dan mitranya dari Suriah, Walid Muallem, telah menuduh pemberontak mempersiapkan melakukan serangan kimia di Idlib. Guna menyalahkan pasukan pro-pemerintah dan memicu pembalasan militer AS yang baru.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa latihan angkatan laut Suriah baru-baru ini dibenarkan, menambahkan bahwa "sarang teroris" di Idlib harus diatasi.
Simak video pilihan berikut:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "AS: Mengancam Nyawa Ratusan Ribu Orang, Serangan ke Provinsi Idlib Kesalahan Besar"
Post a Comment