Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang kerap mengaosiasikan Voodoo sebagai praktik sihir, yang dibawa oleh masyarakat keturuan Afrika di benua Amerika. Namun faktanya, anggapan tersebut ternyata salah kaprah.
Dikutip dari Huffington Post pada Rabu (3/4/2019), penggambaran umum voodoo oleh budaya pouler sejatinya menyesatkan, karena ini bukanlah mantra sihir, ilmu hitam, atau pemujaan setan.
Orang yang berlatih Voodoo juga bukan dukun, penyihir atau okultis. Voodoo bukan praktik yang dimaksudkan untuk melukai atau mengendalikan orang lain.
Bahkan, kebanyakan Voodooists --sebutan pelakunya-- belum pernah melihat "boneka Voodoo" seperti yang sering muncul di film dan televisi.
Voodoo tidak mengerikan atau kasar, dan bentuknya pun tidak selalu sama di banyak tempat.
Menurut buku A Beginner's Guide to Voodoo karya Issendai Bechau, voodoo adalah agama yang berasal dari benua Afrika.
Setibanya di Amerika dan Karibia oleh para budak, tradisi voodoo dianggap sebagai kombinasi dari berbagai tradisi Afrika, Katolik, dan penduduk asli Dunia Baru.
Voodoo tidak memiliki tulisan suci atau otoritas dunia, karena konsep dasarnya berpusat pada pengalaman individu, yang disertai dengan pemberdayaan dan tanggung jawab terhadap diri sendiri.
Di berbagai belahan dunia, voodoo memiliki bentuk yang berbeda dan bervariasi dari satu komunitas ke komunitas lainnya. Selain di Afrika, voodoo banyak dipraktikkan di wilayah selatan Amerika Serikat, Haiti, dan Brasil.
Simak video pilihan berikut:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Benarkah Voodoo Adalah Ilmu Hitam? Ini Penelusuran Sejarah yang Sesungguhnya"
Post a Comment