Ketika Amerika Serikat memasuki masa Depresi Besar yang menghancurkan sendi-sendi ekonominya, bioskop sulit menyasar target konsumen yang lebih luas.
Bahkan, ketika rencana menjadikan bioskop lebih terjangkau pun gagal dilaksanakan karena biaya hidup semakin tinggi, sehingga industri hiburan menjadi "barang sangat mewah".
Tapi, kebutuhan ekonomi memaksa pengusaha bioskop untuk menurunkan standar kemewahannya, guna menarik pelanggan dan membuat roda bisnis terus berjalan.
Konsep bioskop pun diubah menjadi lebih sederhana, namun tetap mempertahankan konsep dasar auditorium. Pengurangan biaya perawatan berarti juga bisa menurunkan harga tiketnya, yang berimbang pada meningkatnya daya tawar terhadap konsumen.
Dan karena popcorn identik dengan camilan untuk hiburan rakyat, maka dengan ragu-ragu, pengusaha bioskop mulai memasukkannya sebagai elemen pendukung.
Beberapa khawatir jika popcorn popcorn --entah bagaimana-- akan mengganggu suara film. Tetapi, kemudian menemukan fakta bahwa, dengan menaikkan volume film, maka suaranya dapat melampaui kunyahan si camilan jagung.
Dengan harga sepuluh sen, popcorn menjadi barang mewah yang terjangkau oleh masyarakat luas yang dilanda Depresi Besar. Tren itu terus berkembang hingga saat ini, dan bahkan sulit dilepaskan dari industri bioskop.
from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita kurang lengkap buka link di samping http://bit.ly/2XWpHULBagikan Berita Ini
0 Response to "Sejarah Unik Mengapa PopCorn Identik dengan Bioskop"
Post a Comment