:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1880746/original/063881900_1518140505-20180209-Trump-AFP1.jpg)
Akan tetapi, setelah investigasi lebih lanjut yang dilakukan oleh Twitter, ternyata, dalang di balik peristiwa itu adalah seorang pegawai yang bekerja untuk perusahaan media sosial tersebut. Demikian seperti dikutip dari The Guardian.
"Melalui penyelidikan kami, telah diketahui bahwa peristiwa itu dilakukan oleh seorang karyawan Twitter yang bekerja sebagai customer support. Ia melakukan hal tersebut pada hari terakhir ia bekerja untuk kami. Saat ini, kami sedang melakukan tinjauan internal secara penuh," kata rilis baru dari Twitter.
Mengingat pelaku melaksanakan aksinya pada hari terakhir ia bekerja di perusahaan teresebut, maka, ada kemungkinan bahwa tindakan itu disengaja.
Ketika The Guardian mencoba menghubungi Twitter untuk meminta penjelasan, platform mikroblogging itu tak memberikan respon.
Beberapa waktu terakhir, berbagai pihak telah meminta Twitter untuk menangguhkan akun pribadi Trump, khususnya ketika sang presiden kerap mengunggah Tweet kontroversial, seperti soal Rusia, Korea Utara, menghina seorang jurnalis, dan retorika perang.
Akan tetapi, pihak Twitter tak serta merta langsung menon-aktifkan akun yang dimaksud, melainkan menandainya terlebih dahulu (flagged/marked).
Twitter baru akan menangguhkan sebuah akun jika akun tersebut telah dibajak, palsu, atau menyebarluaskan spam. Sebelumnya, perusahaan media sosial yang berbasis di San Fransisco itu telah beberapa kali menangguhkan sejumlah akun, seperti provokator ekstrem-kanan Milo Yiannopoulus dan penyulut komentar rasis Azealia Banks.
from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita kurang lengkap buka link di samping http://bit.ly/2UUFlTiBagikan Berita Ini
0 Response to "Bertemu CEO Twitter, Donald Trump Keluhkan Followers yang Berkurang"
Post a Comment