:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2786429/original/092408700_1556060574-pemakaman.jpg)
Di tengah kesedihan itu, ada pula kemarahan yang tumbuh.
Setelah peti mati dibawa untuk dimakamkan, Joe Fernando yang berusia 70 tahun tetap tinggal. Ia duduk diam bersama beberapa kerabat wanita.
Bersama-sama, mereka mengenang meninggalnya anggota keluarga besar mereka - seorang ibu, seorang ayah dan ketiga anak mereka - yang telah kehilangan nyawanya saat merayakan salah satu hari paling suci dalam agama Kristen.
"Keluargaku, seluruh keluarga, semuanya sudah selesai," kata Fernando.
Fernando mengatakan pemerintah harus bertanggung jawab atas tragedi itu. Mengingat, laporan mengatakan bahwa sebetulnya pejabat pemerintah telah diperingatkan dengan potensi serangan.
Sekitar 321 orang sekarang diketahui telah tewas dalam pengeboman beruntun itu. Insiden terjadi di St. Sebastian, di kota tepi laut Negombo, sebuah gereja Katolik yang populer, tiga hotel mewah di Kolombo, dan di sebuah gereja evangelis di kota Batticaloa timur.
"Itu kesalahan mereka, itu yang saya pikirkan," kata seorang wanita muda yang kehilangan kedua orang tuanya dalam serangan itu. "Serangan-serangan itu tidak akan terjadi seperti ini dan orang-orang akan tetap hidup jika pemerintah bertindak," kata wanita muda itu.
Dinas intelijen telah mengirim memo kepada para pejabat keamanan utama pada 11 April memperingatkan bahwa rencana sedang dibuat untuk serangan terhadap gereja, hotel dan Komisi Tinggi India. Komunike memberi nama, alamat, dan nomor telepon tersangka, tetapi pihak berwenang tampaknya tidak bertindak.
Presiden Maithripala Sirisena mengunjungi Negombo pada Senin pagi. "Kenapa dia bahkan datang ke sini?" tanya wanita muda dengan identitas anonim itu.
"Mereka gagal," kata Pastor Fernando. "Mereka seharusnya memberi tahu gereja. Itu ditulis dalam (surat itu). Kami akan membatalkan kebaktian."
Simak pula video pilihan berikut:
Sri Lanka menggelar pemakaman massal gelombang pertama di Gereja St Sebastian, Negombo. Sebelum pemakaman, momen mengheningkan cipta dilakukan demi menghormati korban akibat bom.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Duka dan Kemarahan Selimuti Pemakaman Massal Korban Teror Bom di Sri Lanka"
Post a Comment