Terkait rencana serangan teror yang gagal, Inspektur Jenderal Hamid mengatakan para tersangka adalah: seorang Malaysia, dua Rohingya dan seorang Indonesia - ditangkap di Terengganu dan Lembah Klang antara 5 Mei dan 7 Mei 2019.
Pemimpin sel teroris adalah seorang pekerja konstruksi Malaysia berusia 34 tahun. Dia ditangkap di Kuala Berang, Terengganu, pada 5 Mei 2019
Selama penangkapannya, polisi menyita satu pistol dan 15 peluru, bersama dengan enam alat peledak rakitan (IED), masing-masing berukuran setidaknya 18 cm, kata kepolisian.
Salah satu pria Rohingya, seorang pelayan berusia 20 tahun, memiliki status pengungsi, tambahnya. Dia dijemput pada 7 Mei.
"Dia mengaku mendukung kelompok Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA), dan telah merencanakan untuk menyerang Kedutaan Besar Myanmar di Kuala Lumpur dan melanjutkan jihadnya di Rakhine," kata Abdul Hamid.
Seorang Indonesia ditangkap di Subang Jaya, sedangkan penangkapan terakhir yang melibatkan seorang Rohingya lainnya terjadi di Jalan Klang Tua, keduanya pada 7 Mei 2019.
Inspektur Jenderal Abdul Hamid mengatakan, Kepolisian Malaysia masih melacak tiga anggota sel teror lainnya.
from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita kurang lengkap buka link di samping http://bit.ly/2vX5YYRBagikan Berita Ini
0 Response to "KJRI Penang Pantau Penyelidikan WNI yang Menyelinap ke Roda Pesawat"
Post a Comment