Search

Momok Serangan Lanjutan Israel Menghantui Suasana Ramadan di Gaza

Eskalasi kekerasan akhir pekan lalu bermula akibat sebuah bentrokan di perbatasan Gaza - Israel dalam sebuah demonstrasi rutin setiap hari Jumat, yang kala itu jatuh pada tanggal 3 Mei 2019.

Militer Israel menuduh bahwa penembak jitu Palestina telah melukai dua anggota IDF dalam demonstrasi rutin. Merespons, mereka menembak dan membunuh dua orang Palestina dalam kerumunan demonstran.

Membalas langkah Israel, Gaza menembakkan sekitar 600 roket ke Israel pada Sabtu 4 Mei malam hingga setidaknya Minggu 5 Mei, menurut pernyataan militer Israel (IDF). Namun, sebagian besar roket dicegat dengan sistem pertahanan udara Iron Dome.

Sebagai balasan, Israel melancarkan serangan udara terhadap setidaknya 300 target di Gaza hingga Senin 6 Mei pagi, dan menyebut sasaran itu sebagai kantung gerilyawan atau intelijen Hamas serta para pendukungnya.

Akan tetapi, otoritas di Gaza dan lembaga hak asasi menyebut bahwa sebagian besar bangunan yang rusak adalah rumah warga.

"Ratusan keluarga di Jalur Gaza telah kehilangan tempat tinggal akibat serangan," kata Direktur Kementerian Tenaga Kerja di Gaza, Naji Sarhan seperti dikutip dari Haaretz.

Kini, pemerintahan Hamas Palestina di Gaza dan kelompok-kelompok kemanusiaan diwajibkan untuk menemukan solusi bagi mereka.

Sementara itu, kondisi semakin diperparah dengan blokade Israel terhadap Gaza yang masih berlangsung.

Sejak awal bentrokan antara Gaza - Israel, pihak berwenang Tel Aviv memblokade akses jalan dan laut ke wilayah enklave Palestina itu --menyebabkan komoditas terhambat masuk dan mengakibatkan sejumlah warga yang bermata pencaharian utama sebaai nelayan kehilangan pekerjaan.

Gaza hanya selebar 6 kilometer di titik tersempit dan 11 km di titik terluas. Di sebelah barat adalah Laut Mediterania, di sebelah timur adalah perbatasan 50 km dengan Israel. Tetangga satu-satunya, Mesir, memiliki perjanjian damai dengan Israel dan sangat membatasi pergerakan orang dan barang melalui penyeberangan Rafah selatan.

Blokade hampir total menghambat bahkan perbaikan infrastruktur paling dasar, yang berarti sistem pembuangan limbah, air dan listrik berkisar dari tak layak hingga tidak berfungsi. Akibatnya, 1,8 juta penduduk Gaza telah tinggal di penjara terbuka sejak Hamas mengambil alih jalur itu dari Palestinian Authority (PA) yang dipimpin Fatah pada 2007 setelah memenangkan pemilihan legislatif setahun sebelumnya.

Akibatnya, warga Gaza memulai Ramadan mereka pada Senin 6 Mei 2019 di salah satu situasi ekonomi terburuk hingga saat ini, dengan pengangguran lebih dari 50 persen dan mayoritas penduduk bergantung pada bantuan kemanusiaan dari Badan PBB urusan Pengungsi Palestina (UNRWA).

"Seiring dengan mencari perumahan alternatif, ada keluarga yang membutuhkan bantuan pasokan dasar dan kemanusiaan yang mendesak," tambah Sarhan.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita kurang lengkap buka link di samping http://bit.ly/2LBup98

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Momok Serangan Lanjutan Israel Menghantui Suasana Ramadan di Gaza"

Post a Comment

Powered by Blogger.