Korea Utara dilaporkan kembali melakukan uji coba rudal pertamanya dalam 18 bulan terakhir, pada Sabtu pagi, 4 Mei 2019. Negara ini diketahui meluncurkan senjata jarak pendek ke arah Samudra Pasifik.
Satelit pengamat Bumi yang dibangun oleh perusahaan Planet Labs di San Francisco, Dove, secara tak kebetulan sedang berada di atas Pyongyang ketika peluncuran itu dilakukan. Dove kemudian menangkap gambar asap yang ditinggalkan oleh rudal tersebut.
Ukuran asli Dove yang berbentuk kubus, jauh lebih kecil dari sepotong roti. Tetapi wahana ini dapat menangkap citra dengan resolusi tinggi dari 10 hingga 16,5 kaki (3 hingga 5 meter) di atas permukaan tanah.
Planet Lab saat ini memiliki lebih dari 100 Dove yang beroperasi di orbit rendah Bumi.
Proyektil yang terkait dengan uji coba Korea Utara, melakukan perjalanan antara 44 mil dan 149 mil (70 hingga 240 kilometer) sebelum jatuh di Samudra Pasifik, menurut Live Science.
Misil yang baru dites tersebut tampaknya didasarkan pada 9K720 Iskander milik Rusia, sebuah rudal balistik jarak dekat yang berpindah tempat (mobile).
Iskander dapat membawa senjata nuklir dan memiliki jangkauan sekitar 310 mil (500 km).
Rudal terakhir yang diuji oleh Korea Utara berasal dari jenis yang sangat berbeda.
from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita kurang lengkap buka link di samping http://bit.ly/2DYPaoMBagikan Berita Ini
0 Response to "Donald Trump: Uji Coba Rudal Korut Bukan Pelanggaran Kepercayaan"
Post a Comment