Rencana memperbaiki kota telah berulang kali tertunda. Sebuah konsorsium yang dipimpin Cina awalnya berrencana mempelopori proses awal rehabilitasi, namun didiskualifikasi karena masalah hukum dan keuangan.
Pemerintah pun berharap pembersihan puing-puing sebagai langkah awal rekonstruksi akan selesai pada November.
"Ini lagi-lagi bisa dipakai sebagai contoh diskriminasi pemerintah terhadap komunitas Muslim dan bahwa pemerintah mengabaikan tanggung jawab untuk membangun kembali Marawi," kata Francisco Lara, penasihat kelompok perdamaian International Alert.
Pemerintah mengatakan sudah membuat kemajuan dalam memperbaiki kota yang dihantam oleh serangan udara dan artileri militer ketika berusaha untuk mengusir para jihadis.
"Kami mengikuti petunjuk dan instruksi presiden bahwa ia akan memastikan Marawi akan bangkit sebagai kota yang makmur lagi," ujar Eduardo del Rosario, pensiunan jenderal yang mengawasi upaya pembangunan kembali, kepada wartawan pekan ini.
"Kami ... semua melakukan tugas yang diberikan kepada kami sesuai instruksi presiden," tambahnya.
Meskipun Presiden Rodrigo Duterte berusaha menggambarkan dirinya sensitif terhadap minoritas Muslim Filipina, ia telah mengirim sinyal beragam tentang Marawi.
Duterte mengklaim kota itu adalah sarang aktivitas narkoba ilegal. Ini adalah tuduhan yang sangat serius dari seorang pemimpin yang mengklai perang melawan narkoba dan telah menewaskan lebih dari 5.300 orang yang diduga sebagai pengedar dan penjual narkoba.
"Saya tidak berpikir bahwa saya harus menghabiskan anggaran untuk membangun. Orang-orang di sana memiliki banyak uang," katanya mengacu pada Marawi dalam pidato April.
from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita kurang lengkap buka link di samping http://bit.ly/2JGFx2BBagikan Berita Ini
0 Response to "Penundaan Rekonstruksi Marawi Bisa Jadi Bumerang Bagi Pemerintah Filipina"
Post a Comment