Langkah AS untuk menjatuhkan sanksi baru kepada Iran dilakukan setelah Teheran mengatakan pihaknya akan menghentikan bagian dari perjanjian nuklir 2015, yang ditinggalkan AS pada 2018 dan memicu krisis saat ini.
Iran mengatakan, pengumuman penarikan diri akan disampaikan oleh Rouhani, termasuk akan menyinggung bagian 26 dan 36 dari Kesepakatan Nuklir Iran (JCPOA). Dalam artikel itu dibahas langkah yang memungkinkan Iran untuk mengambil kebijakan tertentu jika satu pihak menarik diri dari perjanjian.
Langkah Iran tersebut dapat dilihat sebagai bukti adanya tekanan yang masif dari dalam negeri. Presiden Hassan Rouhani telah barkali-kali didorong untuk mengambil kebijakan konkret menyusul keluarnya AS dari kesepakatan nuklir.
Negeri Persia itu tampaknya telah kehilangan kesabaran dalam usaha menciptkan mekanisme finansial dengan negara-negara Eropa --yang sampai saat ini masih bertahan dalam JCPOA. Mekanisme yang dimaksud khususnya terkait kerja sama perdagangan obat dan barang-barang pokok, sebagai alternatif sanksi AS.
Lambatnya Eropa bukan tanpa alasan. Pemerintahan Trump telah berkali-kali memperingatkan region itu untuk tidak membantu Iran menghadapi sanksi AS, atau mereka akan berhadapan dengan konsekuensi buruk.
Sebagai implikasinya, banyak negara Eropa yang menarik diri dari berdagang dengan Teheran.
Lebih lanjut, Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif mengatakan langkah itu diambil untuk mengurangi beberapa komitmen "sukarela" dalam kesepakatan nuklir.
"Uni Eropa dan lainnya ... tidak memiliki kekuatan untuk melawan tekanan AS, oleh karena itu Iran ... tidak akan melakukan beberapa komitmen sukarela," lanjut Zarif.
Sekilas JCPOA
JCPOA atau "Iran nuclear deal", merupakan pakta kesepakatan yang dibentuk pada 2015, antara Iran dan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB (China, Prancis, Rusia, Inggris, AS) plus Jerman dan Uni Eropa.
Menurut pakta itu, Iran dituntut untuk mengurangi stok uranium (bahan baku pembuat nuklir) hingga 98 persen dan berhenti menjalankan program pengembangan senjata nuklir. Kepatuhan Iran akan ditukar dengan pencabutan sanksi dari para negara penandatangan.
Namun, AS mengundurkan diri dari JCPOA pada 8 Mei 2018, sebuah langkah yang amat disayangkan oleh seluruh penandatangan dan dikecam keras oleh Iran. Usai keluar, Washington pun segera menetapkan sanksi terhadap Negeri Para Mullah.
from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita kurang lengkap buka link di samping http://bit.ly/2Q1C9iVBagikan Berita Ini
0 Response to "AS Tambah Alutsista Tempur di Teluk Persia, Unjuk Gigi terhadap Iran?"
Post a Comment