Liputan6.com, Beijing - Presiden China Xi Jinping mendesak negara-negara di dunia untuk tidak "menutup pintu dan bersembunyi" dari konflik perang dagang, yang mempengaruhi perekonomian global.
Hal itu disampaikan oleh Xi dalam pidato publik pertamanya sejak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menaikkan tarif barang-barang Cina senilai US$ 200 miliar.
Membuka Konferensi tentang Dialog Peradaban Asia di Beijing pada hari Rabu, Xi mengatakan tidak perlu ada "peradaban yang saling berselisih".
"Tidak ada peradaban yang lebih unggul daripada yang lain. Pemikiran bahwa ras dan peradaban tertentu lebih unggul adalah hal yang bodoh," katanya, sebagaimana dikutip dari CNN pada Rabu (15/5/2019).
China membalas serangan terbaru Trump pada hari Senin, dengan menaikkan tarif sekitar US$ 60 miliar dari total ekspor AS ke Negeri Tirai Bambu.
Salah satu editorial di media pemerintah bahkann mengatakan "bagi kami, ini adalah 'perang rakyat' yang nyata".
Perdagangan hanyalah salah satu dari beberapa sektor, di mana AS dan China terlibat bentrok dalam beberapa bulan terakhir.
Pidato Xi menyentuh sebuah topik yang menjadi sorotan oleh pejabat tinggi Kementerian Luar Negeri AS, Kiron Skinner, pada akhir April, ketika dia secara kontroversial mengatakan bahwa China adalah "pesaing besar pertama bagi Washington yang bukan dari ras Kaukasia".
"Ketika kita berpikir tentang Uni Soviet dan persaingan dengannya, itu adalah pertarungan sesama Barat ... Kini, sulit dipercaya dengan China, di mana pertarungan menghadapkan kita pada peradaban dan ideologi yang sangat berbedal," kata Skinner.
Berbicara pada konferensi hari Rabu, yang menampilkan perwakilan dari 47 negara, Xi memuji prestasi China dan negara-negara Asia lainnya selama berabad-abad.
Dia juga mengatakan bahwa semua peradaban perlu belajar satu sama lain.
from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita kurang lengkap buka link di samping http://bit.ly/2YulFDaBagikan Berita Ini
0 Response to "Perang Dagang Memanas, Presiden China: Tidak Ada Peradaban yang Unggul"
Post a Comment