Liputan6.com, Jakarta - Sebuah bom karbon hasil dari tes nuklir Perang Dingin ditemukan di laut dalam Samudra Pasifik dengan bentuk yang berbeda. Karbon radioaktif itu telah dibawa oleh Crustacea.
Para peneliti baru-baru ini mengungkap adanya peningkatan kadar radiokarbon dalam amphipoda - makhluk tanpa cangkang seperti udang. Khususnya di Samudra Pasifik bagian barat, 11 kilometer di bawah permukaan, demikian sebagaimana dilansir dari Live Science pada Selasa (14/5/2019).
Menurut publikasi dalam jurnal Geophysical Research Letters, hal itu dapat terjadi karena amphipoda yang berada di zona dalam Samudra Pasifik memakan bahan organik yang membusuk. Dengan mengonsumsi sisa-sisa hewan yang terkena radioaktif dari tes nuklir Perang Dingin, secara otomatis tubuh amphipoda juga diresapi radiokarbon.
Menurut ilmuwan, ledakan bom nuklir pada 1950-an dan 1960-an yang dilakukan oleh negara adikuasa global telah memuntahkan neutron ke atmosfer. Partikel netral segera bereaksi dengan nitrogen serta karbon. Ketiganya kemudian membentuk karbon-14 dan masuk kembali ke laut dan dikonsumsi oleh para makhluk hidup di lautan.
Sebetulnya, karbon-14 secara alami terdapat di atmosfer dan pada beberapa jenis organisme hidup. Namun pada Perang Dingin, level radiokarbon naik drastis menjadi dua kali lipat.
Segera setelah ledakan nuklir pertama, karbon-14 dalam jumlah yang tinggi muncul pada hewan laut di dekat permukaan laut. Saat ini para peneliti telah meneliti di beberapa tempat yang lebih dalam misalnya Palung Mariana, Mussau, dan Britania Baru.
from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita kurang lengkap buka link di samping http://bit.ly/2vV0DRQBagikan Berita Ini
0 Response to "Bom Karbon Hasil Tes Nuklir Perang Dingin Ditemukan di Samudra Pasifik"
Post a Comment